Ravi
Murdianto. Siapa sih yang nggak kenal dia? Terutama para gadis remaja pecinta
sepak bola seperti cewek yang sedang melamun di dekat jendela kamarnya ini. Ya,
Ravi Murdianto atau yang biasa dikenal dengan Ravi adalah seorang atlet sepak
bola. Lebih tepatnya seorang kipper utama TimNas U-19 yang sudah menjadi idola
seluruh kalangan masyarakat karena kehebatannya dalam menjaga gawang hingga
bisa membawa Indonesia menjuarai ajang AFF 2013 dan lolos babak kualifikasi AFC
2013.
Kini Alfia menatap langit cerah dari
balik jendela kamarnya. Ia menerawang jauh ke angkasa. Membayangkan betapa
bahagianya dia jikalau bisa bertemu dengan idolanya, Ravi Murdianto. Nggak usah
ketemu secara dekat, melihatnya dari jauh secara langsung pun, senangnya Alfia
bukan main.
“Alfia...”, teriak seseorang dari
jauh. Alfia yang mendengarnya pun langsung tersadar dari lamunannya dan
mencibir dalam hati.
“Apalagi sih ini ibu, ganggu orang
lagi ngayal aja.”, batinnya.
Karena tak ingin membuat ibunya
menunggu terlalu lama, akhirnya cepat-cepat ia bangkit dari duduknya dan
menghampiri ibunya yang berada di dapur.
***
Kabar bahwa TimNas U-19 dibubarkan
telah membuat para fans setia mereka sedih, tak terkecuali Alfia. Gimana nggak,
selama mereka masih berkumpul dalam satu tim, TimNas U-19, belum sekalipun
Alfia bertemu langsung dengan mereka. Terutama idolanya, Ravi Murdinto. Mereka
memang pernah mengunjungi kota dimana Alfia tinggal ketika tour nusantara
TimNas U-19. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Tepat saat mereka datang ke Malang,
tepat pula Alfia tidak sedang berada di tempat. Ia harus ikut keluarganya untuk
pergi mengunjungi rumah neneknya yang berada di Banyuwangi.
Sekarang para punggawa Eks TimNas
U-19 sudah memiliki jalannya sendiri-sendiri dengan masuk ke klub-klub sepak
bola yang ada di Indonesia. Dan Ravi Murdianto memilih untuk bergabung dengan
klub Mitra Kukar yang berasal dari Kalimantan.
Ini
jauh lebih membuat Alfia patah semangat dan membuang jauh-jauh impiannya untuk
bertemu dengan Ravi. Baginya, ini sudah tidak mungkin. Pusat Mitra Kukar berada
di Kalimantan, sedangkan Alfia bertempat tinggal di Malang, pulau Jawa. Untuk
bertemu yang berada di satu pulau aja susahnya minta ampun, apalagi kini sudah
beda pulau? Alfia hanya pasrah menunggu keajaiban terjadi.
***
Kini Alfia duduk termenung di depan
laptopnya. Seperti biasa, dia online mengikuti info-info terbaru mengenai
TimNas U-19. Tak hanya itu, terkadang ia merasa iri melihat mereka para fans
Ravi Murdianto, atau yang biasa disebut Radit Fans bisa bersanding dengan
idolanya dan foto bareng. Sungguh, betapa beruntungnya mereka.
Tak lama kemudian setelah Alfia
iseng-iseng menggeser ke bawah sebuah akun social, ia menemukan sebuah info
yang membuatnya terkejut dan senangnya bukan main. Ya, Mitra Kukar akan TC di
Malang, tepatnya di kota Batu untuk persiapan ajang SCM Cup. Ini sungguh
keberuntungan bagi Alfia dan ia tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan ini.
***
Hari ini adalah hari Minggu, hari
yang pas untuk bisa mengunjungi tempat penginapan Mitra Kukar di Batu karena
nggak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kini sampailah Alfia di tempat
tujuan, hotel Kusuma Agro Wisata,Batu bersama sahabatnya,Lia yang memang
sama-sama mengidolakan Ravi Murdianto tapi tak sefanatik Alfia.
Jantungnya sudah berdebar-debar tak
karuan, suhu tubuhnya mulai panas dingin, keringat dingin pun juga mulai
bercucuran dari telapak tangannya. Ya, sepertinya Alfia mulai tremor.
Sebelum masuk kawasan hotel, Alfia
mencoba tanya terlebih dahulu ke pos satpam benar tidaknya bahwa Mitra Kukar
menginap di sini. Sedangkan Lia menunggunya di atas motor yang tak jauh dari
pos satpam.
***
Okeh, satpam membebaskan untuk
masuk. Sembari berjalan menuju kawasan hotelnya, mereka berdua menyempatkan
untuk menikmati pemandangan dan suasana kota Batu. Ini sungguh pemandangan yang
indah seperti di puncak, serba hijau. Hawanya pun juga lebih sejuk daripada di
kota Malangnya sendiri.
Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB.
Mereka berdua tau, ini pasti jam makan siang, dan pastinya para pemain Mitra Kukar
sedang makan siang di resto yang letaknya tak jauh dari kamar hotel. Karena tak
diperbolehkan masuk ke dalam resto, akhirnya mereka memutuskan untuk
menunggunya di luar. Kurang lebih setengah jam mereka menunggu, akhirnya satu
per satu pemain keluar.
“Itu Gavin?”, tanya Alfia pada Lia.
“Iya, fotoin sama dia dong.”, pinta
Lia yang kemudian menyodorkan ponselnya kepada Alfia.
“Kak Gavin, boleh foto bareng?”,
pinta Lia.
“Oke, sekali aja ya.”, jawab Gavin
yang kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Lia dan siap untuk diambil
fotonya.
CEKREK…
“Makasih Kak.”, ucap Lia yang
dibalas senyuman ramah oleh Gavin.
Tak berselang lama, muncul lagi
Ryuji sedang berjalan sendirian. Ia menatap Alfia dan Lia heran. Mungkin karena
posisi ALfia dan Lia yang kini berdiri memojok di pinggir tangga jalan depan
resto.
“Itu tadi Ryuji bukan sih?”, tanya
Alfia ragu setelah Ryuji lewat.
“Kayaknya bukan deh, kan Ryuji lagi
di Jepang. Tapi nggak tau juga sih.”, jawab Lia yang ikutan ragu.
Langit mulai mendung, rintikan hujan
mulai turun. Alfia dan Lia pun memutuskan untuk meneduh di teras resto sembari
menunggu seseorang yang mereka tunggu, siapa lagi kalau bukan Ravi.
Dan ini saat yang ditunggu-tunggu.
Beberapa menit kemudian terdengar suara gaduh dan cekakaan dari dalam resto.
Keluarlah tiga orang dari dalam resto, yaitu Ravi, Mahdi, dan salah satu pemain
Mitra Kukar lainnya.
“Kak Ravi, boleh foto bareng?”,
mohon Alfia gemetaran.
“Iya.”, jawab Ravi ramah, Mahdi dan
satu pemain Mitra Kukar yang lainnya pun terkekeh lalu memutuskan untuk
berjalan duluan.
CEKREK
CEKREK
CEKREK
CEKREK
CEKREK
Lima kali pengambilan foto sudah
cukuplah, karena menurut Alfia ia takut jikalau terlalu lama akan mengganggu
jam istirahat Ravi. Setelah pengambilan foto antara Alfia dan Ravi, kini
giliran Lia yang meminta foto bareng.
“Satu kali lagi ya,Kak.”, pinta Lia,
Ravi tersenyum mengangguk.
CEKREK
“Makasih,Kak.”, ucap Alfia dan Lia
bebarengan.
“Oiya Kak, sebentar.”, cegah Alfia
ketika Ravi akan melangkahkan kakinya meninggalkan resto.
“Ini Kak, bingkisan dari aku sama
teman aku.”, kata Alfia sembari menyodorkan sekotak kue brownies kepada Ravi.
“Makasih ya.”, ucap Ravi tersenyum
ramah meski agak-agak sedikit bingung yang kemudian mengajak Alfia dan Lia
untuk salaman ala-ala remaja *ngerti maksudnya kan? Heheehe
“Sukses ya,Kak.”, teriak Alfia ke
Ravi yang langkahnya belum jauh dari mereka berdua.
***
Sungguh, betapa beruntungnya Alfia
kini. Impiannya untuk bertemu Ravi Murdianto yang baru saja ia kubur
dalam-dalam, ternyata menjadi kenyataan. Tuhan memang Maha Kasih. Sepatutnya
Alfia bersyukur atas rencana Tuhan ini.
Alfia memilih salah satu hasil foto
kemarin untuk dicetak besar ukuran 20R untuk diletakkan di ruang tamu dan
ukuran 4R untuk diletakkan di kamarnya.
Kini Alfia berkacak pinggang dan
tersenyum haru menatap lurus ke arah foto yang terpasang rapi di ruang tamunya.
Baginya ini masih seperti mimpi bisa bersanding dengan seseorang yang sangat ia
idolakan. Mungkin Alfia bukanlah fans yang selalu
ada di samping Ravi, mendukungnya secara langsung dari tribun penonton setiap
saat. Namun, semangat dan doa dari Alfia akan selalu mengalir untuknya. Alfia
tidak ingin menjadi fans karbitan yang hanya memuji idolanya saat di atas saja,
tapi ia berusaha tetap mensupportnya saat terjatuh.
“Ya ampun, Alfia… dari tadi ibu
suruh kamu belanja gula di toko depan belum berangkat-berangkat juga?”, tanya
sang ibu yang mulai geram dengan sikap anaknya ini. Alfia malah nyengir kuda
dan berlalu pergi untuk membelikan pesanan ibunya.
.
.
.
.
.
*Hehehehhee.... ini cerpen juga udah pernah aku post di grup fb.. niatnya emang pengen bikin cerpen khusus buat sesama fans timnas, yaitu Alfia.. :)
Komentar
Posting Komentar