Pernahkah kamu merasakan bagaimana
rasanya jatuh cinta, meski bukan untuk yang pertama kalinya? Pernahkah kamu
merasakan betapa bahagianya kamu ketika dia yang kamu cintai merespon baik
perasaanmu? Sungguh, aku bisa merasakan layaknya melayang ke udara menuju
langit ke tujuh. Lebay? Ya, aku akui
itu. Ini berawal dari sebuah hamparan rumput hijau yang luas, dimana banyak
para pemain sepakbola sedang menjalankan rutinitas latihannya.
Diary,
pernahkah terpikir olehmu bagaimana seseorang bisa jatuh cinta hanya karena
kekocakannya di media sosial? Belum pernah sekali pun kamu bertemu langsung
dengannya? Percayakah kamu dengan hal itu? Percaya tidak percaya, aku telah
mengalaminya.
Dia adalah salah satu seoarang
pemain inti sepakbola di tim besar kebanggaan kotaku. Mungkin hanya sekilas aku
bisa melihatnya langsung dari kejauhan, meski aku tak yakin dengan
penglihatanku. Aku mengenalnya lewat media sosial, bahkan mulai dekat dengannya
juga melalui media sosial. Dia merupakan tipe orang yang asyik, baik, pantang menyerah
dan pastinya romantis. Bangga rasanya bisa mengenal dan dekat dengan seseorang
yang dikagumi banyak masyarakat, terlebih di kotaku.
Diary,
aku nggak tau harus membalas apa ketika ia mulai menyanjungku. Andai saat
itu kami sedang bertatap muka, aku pasti salah tingkah. Hanya terlihat kepala
yang menunduk disertai senyuman malu-malu tanpa keluar sepatah kata pun untuk
bisa membalas sanjungannya. Ini terus terjadi setiap hari, pagi,sore, hingga
malam menjelang tidur. Aku berasa memiliki duniaku sendiri. Kata-katanya yang
romantis telah membuatku meleleh layaknya es batu yang dicairkan.
Aku berharap, ini semua bukanlah
gombalan semata. Aku ingin hubungan kami yang dibilang sudah kelewat hanya
sebagai teman bisa menjadi kenyataan. Ia pernah mengajakku untuk bertemu, tapi
waktu tak bisa diajak kompromi. Terkadang ketika aku ada waktu, dianya sedang
menjalani kompetisi. Begitu pula sebaliknya, ketika dia ada waktu, aku harus
menjalani aktivitasku sebagai mahasiswi. Aku masih sabar menunggu waktu itu.
Mungkin di saat kami bertemu nanti, ia benar-benar menyatakan perasaanya
kepadaku secara langsung.
Pernah suatu ketika aku menjadi stalker-nya, melihat-lihat apa yang ia
alami dulu. Memastikan apakah dia benar-benar sedang sendiri atau sudah ada
yang punya. Nyatanya dia pernah menjalani hubungan dengan seseorang selama
hampir tujuh tahun dan kandas beberapa bulan yang lalu. Aku masih terus melihat
status demi status yang ia buat sampai sekarang, dan terlihat dia masih
mencintai mantannya.
Diary,
pernahkah kamu merasakan jatuh dari motor? Mungkin masih sesakit itu yang aku
alami ketika mengetahui dia masih mencintai mantannya. Aku masih nggak apa dan
terus berpikiran positif. Mungkin ketika kami bertemu nanti dia akan bisa move on. Tapi nyatanya apa? Dia pernah
mencurahkan isi hatinya kepadaku, secara jujur malah. Ia mengakui bahwa belum
bisa move on dari mantannya. Dia
jugalah yang dalam satu waktu pernah mengajakku untuk jadian. Apa dia pikir aku
adalah tempat pelarian?
Semenjak kejadian itu, dia tiba-tiba
menghilang. Tak ada lagi tanda-tanda dia aktif di media sosial. Hingga baru
beberapa hari kemudian aku mendapati sebuah kabar yang menggemparkan dan menyakitkan.
Ia balikan. Sebuah nama mantannya tertera di media sosialnya. Aku hanya bisa
termenung, tersenyum, dan diam-diam mengeluarkan air mata.
Diary,
sekarang pernahkah kamu merasakan sakitnya ketika kamu jatuh dari langit ke
tujuh hingga mendarat ke dasar jurang? Mungkin aku belum pernah mengalami hal
itu, tapi pasti rasanya sangat menyakitkan. Kamu pernah dekat dengannya,
disanjungnya, pernah diajaknya untuk jadian, tapi seketika itu dia menghilang
dan tiba-tiba balikan dengan mantannya.
Andai saja saat itu aku tak terlalu
berharap lebih, mungkin tak sesakit ini yang aku rasakan. Baru saja aku bisa
memulai jatuh cinta kembali, tapi pada akhirnya nyesek pula yang aku rasakan. Ia mengakui bahwa dia sudah balikan.
Apakah ini sudah dibilang yang namanya PHP? Pemberi Harapan Palsu? Dan pastinya
ini bukan lagi sebuah ke ge-er an indvidu.
Diary,
aku ingin mencurahkan isi hatiku ini kepada seseorang, tapi aku juga ingin
memendamnya sendiri. Haaahhh… biarlah kejadian ini tertulis dan tersimpan rapi
dalam dirimu. Biarlah kejadian menyakitkan ini menjadi sebuah pelajaran
berharga untuk diriku.
Komentar
Posting Komentar